Rabu, 02 Oktober 2013

Realisasi Penyaluran Kredit Rumah Murah Melalui FLPP

Realisasi penyaluran kredit rumah murah melalui Fasilitas Likuiditas Penyaluran Perumahan (FLPP) atau KPR subsidi hingga Agustus 2013 baru mencapai angka 51,3% atau sekitar 62.076 unit rumah. Target penyerapan FLPP 2013 mencapai 121.000 unit rumah atau senilai 6,9 triliun rupiah.

Realisasi Penyaluran Kredit Rumah Murah Melalui FLPP

Ada beberapa langkah dilakukan Kementerian Perumahan Rakyat untuk mengupayakan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) rumah bersubsidi tanpa uang muka melalui mekanisme Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Sri Hartoyo sebagai seorang Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo memaparkan, upaya tersebut adalah dengan memohon kepada Bank Indonesia agar dapat menetapkan rasio nilai kredit rumah murah terhadap agunan (kerap disebut "loan-to-value"/LTV) menjadi 100 persen.

Selain itu pihak Kemenpera juga mengajukan permohonan agar persyaratan besarnya uang muka dari minimal 5 persen menjadi nol persen bagi kredit rumah murah konsumsi untuk kepemilikan rumah tinggal dalam rangka program pemerintah.

Sedangkan upaya lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja penyaluran KPR FLPP adalah mengupayakan penyederhanaan proses sertifikasi tanah dengan berkoordinasi bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Selain itu, Kemenpera berupaya mendorong percepatan pembangunan perumahan PNS dengan memanfaatkan fasilitas pembiayaan baik dari pemerintah (KPR FLPP) maupun perbankan (Kredit Pembangunan Rumah).

Ia juga mengemukakan, jika pihaknya juga telah menyelenggarakan pameran rumah bersubsidi yang dapat dibeli dengan KPR FLPP di berbagai kota strategis di seluruh Indonesia.

Dyah Tjahyani Saraswati selaku Pemimpin Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU PPP) Kemenpera mengatakan, ke-10 pameran telah berlangsung periode Agustus-September 2013 di Banjarmasin, Bogor, Tangerang, Makassar, Palembang, Bandung, Medan, Semarang, Pontianak, dan Malang.

Dari 10 pameran tersebut, jumlah pengunjung terbanyak terjadi di Malang (22.855 orang) begitu pula dengan jumlah transaksi terbanyak juga terjadi di Malang (3.259 unit atau senilai Rp281,2 triliun). Karena dengan mengikuti pameran berarti bank pelaksana juga berinovasi dalam produknya seperti pembebasan uang muka dan keringanan biaya administrasi.

Sementara itu dari Deputi Bidang Perumahan Formal Pangihutan Marpaung mengatakan bahwa pameran tersebut ditujukan bagi masyarakat yang sangat membutuhkan rumah sebagai tempat bernaung yang layak.

Rumah-rumah yang dipamerkan dan dijual seluruhnya khusus dengan kredit rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah tak lebih dari 3,5 juta rupiah per bulan. Walaupun pameran ini baru menjangkau 10 kota besar di Indonesia akan tetapi program rumah murah bersubsidi yang prorakyat ini sudah ada dan merata di seluruh Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar